Merdeka.. Merdeka.. Merdeka.. ,Itulah ucapan pertama kali kita
dengar menjelang Dirgahayu RI dirayakan. Tentunya kita sendiri bisa mengetahui
apa arti kata "Merdeka" dan apa tujuan akhir dari kata tersebut.
Merdeka berarti bebas, bebas disini diartikan bebas dari penjajahan, sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945 alinea pertama, "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan
itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan
prikeadilan". Tujuan akhir dari kata merdeka bagi bangsa Indonesia
sendiri, yaitu ingin menjadi bangsa yang dapat menguasai seala kehidupan
negaranya sendiri tanpa turut campur dari para penjajah.
Pada detik-detik ini, enam puluh sembilan tahun yang lalu,
bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dari penjajahan oleh bangsa
asing. Kemerdekaan yang diperoleh dengan perjuangan berdarah, oleh para
pahlawan syuhada bangsa. Oleh karena itu, sungguh layak dan patut kiranya bagi
kita semua bangsa Indonesia untuk memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah,
Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya dengan berkah dan rahmat-Nya-lah kita
akhirnya bisa mencapai kemerdekaan. Dengan kemerdekaan tersebut, hingga detik
ini kehidupan bangsa kita tetap utuh, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
tetap berdiri tegak.
Kita tentu masih ingat peristiwa yang tidak akan terlupakan oleh
seluruh bangsa Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Peritiwa ini merupakan
tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia dari belenggu penjajah. Sejak itulah
bangsa Indonesia merupakan bangsa yang bebas dari penjajahan. Namun penjajah
masih menguasi negara kita. Oleh karena itu, perjuangan bangsa kita pada saat
ini belum selesai.
Kemerdekaan yang diperjuangkan para pendahulu kita bukan
kemerdekaan yang asal merdeka. Bukanlah kemerdekaan yang tanpa konsep atau
tanpa norma, apalagi tanpa tujuan. Kemerdekaan yang mereka perjuangkan adalah
kemerdekaan yang melembaga, kemerdekaan yang pada satu sisi memberi peluang
setiap manusia untuk dapat menikmati hak asasinya, tetapi pada sisi lain
mengharuskan ditunaikannya kewajiban warga negara, dipeliharanya kebersamaan,
persatuan dan kesatuan, dan ditegakannya hukum. Kemerdekaan yang konsep, norma
dan segala sesuatunya dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dan
yang sesungguhnya terpatri dengan indah dalam rumusan Pancasila.
Masa lalu pasti berbeda dengan masa kini, begitu pula dengan
masa yang akan datang. Tak bijaksana memang jika mempertentangkan kekuarangan
serta kelebihan yang ada pada suatu masa dengan yang terjadi pada masa yang
lain. Itu karena setiap masa pasti memiliki corak dan warna yang khas. Namun
merefleksikan kembali prinsip luhur nilai-nilai kejuangan yang dahulu tertanam
kuat dalam sanubari pejuang bangsa yang kini tengah terpuruk adalah suatu hal
yang positif.
Kalau selama penjajahan yang tiga setengah abad lamanya itu kita
dihadapkan pada kekuatan senjata kaum penjajah, yang kita hadapi sekarang
bukanlah senjata, melainkan pikiran-pikiran yang membuat kita tidak dapat
bergerak secara merdeka, terlebih lagi kala bangsa kita merayakan ulang
tahunnya yang ke-72, benarkah demikian? Mengapa? Bukankah negara kita negara
yang sudah merdeka dan berdaulat penuh? Memang, tetapi kalau kita berani
melanggar pikira-pikiran yang dominan atau "main stream
thoughts" dari masyarakat internasional, kita dianggap melakukan
pelanggaran kontrak, yang harus dihukum dengan diisolasinya Indonesia dari
masyarakat internasional. Beranikah kita menghadapi isolasi dengan segala
konsekuensinya? Musuh kita untuk meraih kembali kemandirian bangsa bukan hanya
aturan main yang ditentukan oleh lembaga-lembaga internasional, tetapi di dalam
Indonesia diperkuat oleh sekelompok elit intelektual bangsa Indonesia yang
besar pengaruhnya dalam pembentukan opini publik, betapapun tidak masuk akalnya
pikiran-pikiran mainstream yang menjelma menjadi aturan,
konvensi, dogma dan doktrin.
Kita tidak mungkin memperoleh kembali kemandirian kalau kita
tidak berani melakukan terobosan yang inovatif dan kreatif. Inovasi dan
kreativitas memang selalu harus menerobos penghalang yang sudah menjadi aturan
main, konvensi, dogma dan doktrin. Namun untuk melakukan itu semuanya ada
biayanya, ada resikonya dalam bentuk kesengsaraan sementara. Ketika itu nanti
terjadi, adalah para komprador dan kroni bangsa kita sendiri yang menghujat dan
menakut-nakuti melalui penguasaan dan pengendalian pembentukan opini publik.
Ini tidak mengherankan.
Sejenak marilah kita berpikir tentang apa yang harus kita
lakukan sebagai generasi muda, sudahkah kita melakukannya, serta apakah kita
sudah memberikan yang terbaik bagi Tanah Air kita? Hati nuranilah yang dapat
menjawabnya, atau mungkinkah ada diantara kita yang tidak pernah memikirkan
nasib bangsa ini? Kita terlalu terlena akan kesenangan dan kenikmatan material
yang kita rasakan saat ini, sementara di sisi lain banyak diantara kita yang
nasibnya masih jauh lebih buruk dibanding kita.
Kemerdekaan fisik mungkin sudah kita raih. Tetapi, apakah kita
sudah meraih kemerdekaan bertindak untuk menentukan sendiri sistem politik
kita? Apakah kita sudah meraih kemerdekaan bertindak untuk menentukan sendiri
ekonomi kita? Apakah kita sudah meraih kemerdekaan dari belenggu ketakutan,
dari belenggu ketidakberdayaan, dan dari belenggu kemiskinan?
Sebenarnya bangsa Indonesia sudah 72 tahun merdeka, tetapi kalau
dilihat dari tingkah laku masyarakatnya sendiri, sebenarnya kita tidak mau
merdeka. Misalnya, pemerintah sendiri sudah memberikan berbagai fasilitas yang
memudahkan masyarakat, tetapi banyak diantaranya yang tidak mempergunakannya
dengan baik, malah di rusak. Sumber Daya Alam yang dimiliki Indonesia sangat
melimpah, tetapi apakah kita sudah mengolahnya seefisien mungkin?
Sebagai generasi muda, kita mempunyai tugas yang harus kita
emban dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran sebagai generasi penerus
bangsa. Kitalah calon pemimpin di masa depan. Kita juga harus menghargai
perjuangan para pahlawan bangsa yang telah gugur di medan perang demi mencapai
arti kata merdeka agar kita dapat mengambil pelajaran didalamnya, sehingga kita
dapat membangun bersama menuju Indonesia yang damai dan sejahtera.
Sumber : Majalah Media Pramuka
1 Komentar
BONUS FREECHIP HARIAN!
BalasHapusCemePoker merupakan duta Poker Online, Domino, Ceme, dan Capsa yg sediakan beraneka tidak sedikit game dgn 1 user ID saja dan cemepoker di anugerahkan juga sebagai delegasi judi poker dgn rating win tertinggi.
poker online menjamin 100% keamanan setengah membernya kembali pemain Poker kami dipastikan 100% Player VS Player.
jangan sampai abai nantikan sawab merampas setiap bulannya dan balasan referal segolongan pandangan hidup
https://www.pokerceme.info/daftar-poker-online-deposit-via-ovo/
Ayo join sekarang di cemepoker ---> http://104.248.153.37/